KUPANG – Komite Ekonomi Kreatif (Ektaf) NTT bersama Dinas Pariwisata NTT mengadakan kegiatan Exotic Expo Ekonomi Kreatif (Ekraf) Nusa Tenggara Timur (NTT) bertempat di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi NTT, yang oleh Kadis Wayan disebut Grands Exotic Expo.
Kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 29 Juni hingga 2 Juli 2021 itu dibuka oleh Kadis Pariwisata NTT, Dr. Wayan Darmawa, MT, didampingi Ketua Komite Ekraf Aloisius Bria Nahak, S.S, pada Selasa (29/06/2021).
Dalam sambutannya, Ketua Komite Ekraf, Aloisius Bria, memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran Dinas Pariwisata yang tak lelah menelusuri desa dan kota untuk berbicara tentang ekonomi kreatif.
“Hari ini Bapak Kadis dan jajarannya mewujud-nyatakan semua itu dengan mengadakan pameran Ekraf. Ini adalah bentuk kecintaan dari Bapak Kadis dan teman-teman dari Dinas Pariwisata NTT untuk memberi motivasi, semangat, dan dorongan kepada kita semua. Karena itu, dengan peluang dan kesempatan yang ada, teman-teman Ekraf harus memanfaatkannya dengan baik,” ujar pria yang akrab disapa Alo Bria itu.
Pada kesempatan itu Alo Bria juga mengajak para pelaku Ekraf yang hadir untuk mengisi kegiatan pameran itu untuk saling belajar satu sama lain, agar bisa meningkatkan kreatifitas, dan pada kesempatan expo yang lainnya sudah ada inovasi baru dalam menawarkan produk-produk yang dimiliki.
Penjelasan Kadis Pariwisata NTT
Kadis Wayan, sebelum membuka kegiatan expo dimaksud mengungkapkan beberapa point penjelasan berkaitan dengan kegiatan expo itu.
Penjelasan pertama Kadis Wayan adalah mengenai kondisi Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT yang akan dicat dengan warna putih semuanya.
“Dalam satu minggu terakhir kita sedang mendorong perubahan di kantor ini. Pertama dari bentuk fisiknya, kantor Dinas Pariwisata yang akan menjadi grand exotic pariwisata NTT. Kantor ini akan dicat dengan warna putih semua, sebagai simbol komitmen, bahwa kita akan selalu ‘clean’ (bersih). Kita akan selalu menjadi pelopor atau yang terdepan mendorong budaya bersih,” jelas pria ramah itu.
Berikutnya, lanjut Wayan, Dinas Pariwisata sedang menggenjot peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Kita sedang gencar melakukan pelatihan tentang kepariwisataan dan ekonomi kreatif, yang sudah dilakukan dua kali, dan akan terus dilakukan sepanjang sisa tahun 2021ini, melalui kemitraan dengan Universitas Kristen Satya Wacana – Salatiga, dan mitra-mitra yang lain,” imbuhnya.
Sambungnya, “Nanti teman-teman yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan dan ekonomi kreatif akan memiliki kompetensi yang memadai sebagai, pembina, sebagai pendorong, sebagai pengawal, kegiatan pembangunan kepariwisataan”.
Yang berikut, tambah Wayan, untuk menjamin bahwa pembangunan pariwisata berada dalam satu platform yang sama, maka sedang disiapkan grand desain pembangunan pariwisata berkelanjutan NTT.
“Jadi disiapkan dan dipandu oleh Profesor Intiyas Utami bersama para eksekutif yang menyiapkan desain itu, yang selanjutnya, akan menjadi acuan bagi pengembangan kepariwisataan di NTT ke depan. Itu semua adalah bagian dari, bagaimana mendorong, mewujudkan pariwisata sebagai penggerak utama kehidupan ekonom di NTT,” urainya.
Penjaga Kearifan Lokal
Kadis Wayan juga menegaskan bahwa Dinas Pariwisata harus menjadi yang terdepan, menjadi pelopor untuk menjaga kearifan-kearifan lokal.
“Atas dasar itulah kami akan bangun gardu ‘Maloi Beta’. Gardu itu akan dibangun seluruhnya dari bahan bambu, tanpa ada paku, yang akan menjadi salah satu ikon dinas pariwisata NTT. Yang buat itu ahli bambu dari Ende. Pembangunannya memang masih belum selesai, namun ini adalah awal dari gebrakan Dinas Pariwisata untuk menjadi pelopor dalam menjaga kearifan lokal,” jelasnya.
Kadis Wayan juga menjelaskan bahwa exotic expo ekonomi kreatif yang dilakukan kali ini merupakan hasil rancangan dari komite Ekraf, dan melibatkan berbagai produk dari para penggiat ekonomi kreatif. Seluruh produk yang ditawarkan atau dipamerkan adalah membawa kekhasan dan kearifan lokal NTT.
Kepada para pengunjung dan peserta exotic expo ekonomi kreatif, Kadis Wayan menjelaskan bahwa kegiatan exotic expo Ekraf tidak akan berhenti kali ini saja.
“Sesuai dengan arahan bapak Gubernur, lokasi-lokasi strategis tidak boleh kita biarkan nganggur. Oleh karena itu, dengan promosi dan expo yang dibuat di sini, mudah-mudahan kita akan mendapatkan pasar yang lebih luas, sehingga tempat ini akan menjadi lokasi pameran tetap bagi Ekraf. Tentu saja kita akan menjaga, grand exotic expo ekonomi kreatif agar menjadi pusat pembelajaran, promosi, dan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif NTT,” tandasnya. (JR)