ENDE – DPRD Kabupaten Ende mengeluhkan kelangkaan minyak tanah yang terjadi di Ende beberapa pekan terakhir. DPRD Ende mengaku mendapat penilaian buruk dari masyarakat akibat kelangkaan minyak tanah yang terjadi di Kabupaten Ende itu.
Hal ini disampaikannya Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Ende, Oktavianus Moa Mesi, saat memandu jalannya pembahasan terkait kelangkaan minyak tanah di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Ende, Kamis (16/09/2022).
Ia mengatakan, beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan minyak tanah dan hingga saat ini terjadi antrian di setiap Kelurahan, karena pemerintah melalui dinas terkait telah mengalikan penyaluran minyak tanah dari pangkalan ke Kelurahan.
Selain turut merasakan dampak dari kelangkaan minyak tanah, kata Vian, pihak juga mendapatkan penilaian buruk dari masyarakat Kabupaten Ende akibat persoalan minyak tanah yang belum teratasi dengan baik, dan terjadi berulang setiap tahunnya.
Politisi Partai Nasdem itu menegaskan agar pemerintah segera menyelesaikan masalah tersebut dalam waktu dua atau tiga hari ke depan, dan DPRD sebagai lembaga akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) demi menghasilkan rekomendasi yang lebih maksimal untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah.
“Kepada pemerintah kami minta dalam satu dua hari ini pokok persoalan ini di selesaikan, dan sebagai lembaga kita mestinya membentuk panitia khusus soal minyak tanah supaya rekomendasi ini bisa maksimal dan di waktu mendatang masalah ini tidak terulang lagi,” ujar Vian.
Sementara itu, Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede dalam tanggapannya mengatakan bahwa minyak tanah yang didistribusikan dari Pertamina ke agen sudah sesuai dengan kuota dan selanjutnya oleh agen didistribusikan ke setiap pangkalan.
Kondisi hari ini, kata Wakil Bupati Ende, minyak didistribusikan oleh agen ke kelurahan untuk didistribusikan ke masyarakat sambil dilakukan pemantauan jika kondisinya telah normal akan dikembalikan ke pangkalan.
Namun demikian, Erik mengatakan bahwa sesungguhnya keadaan penyaluran BBM jenis minyak tanah di Kabupaten Ende tidak mengalami kelangkaan yang serius, semuanya dapat diatasi dengan pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini.
“Terkait minyak tanah ini, sesungguhnya tidak ada kelangkaan yang serius, semuanya sudah kita atasi. Makanya, kalau bilang langka saya rasa tidak. Di lingkungan saya minyak tanah lancar-lancar saja, kalau dibilang langka dimana yang langka nanti kita cek. Nanti saya akan panggil para pihak untuk evaluasi, tapi jika dikatakan satu kabupaten ini langka, saya rasa tidak,” papar Erik.
Menanggapi pernyataan Wakil Bupati Ende tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Ende menegaskan, jika tidak terjadi kelangkaan menurut perspektif pemerintah, maka sebaiknya sistem penyaluran minyak tanah dikembalikan ke pangkalan. Dan dalam waktu satu atau dua hari ini tidak boleh ada lagi satupun masyarakat yang kesulitan mendapatkan minyak tanah.
Ia mendorong pemerintah untuk melakukan identifikasi serius dan membuat pengaturan penyaluran yang baik agar tidak menimbulkan keluhan masyarakat serta terjadi perbedaan pandangan antara pemerintah dan lembaga DPRD sementara kenyataannya lapangan sungguh ada kelangkaan.
“Minyak tanah ini dari datanya saja sudah soal, bagaimana dikatakan tidak langka, sementara masyarakat tiap hari tenteng jirigen cari minyak tanah. Maka kita mendorong pemerintah lakukan identifikasi serius, lakukan pengaturan yang baik. jangan sampai ada perbedaan pandangan sementara di lapangan sungguh ada kelangkaan,” tegasnya. (Fery/JR)