Nasib Lab Biomolekular Kesmas NTT Usai RDP dengan DPRD dan Menkes

RDP dengan Komisi V DPRD NTT

NUSALONTAR.COM

KUPANG – Polemik terkait keberadaan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT kini mulai mendapatkan titik terang.

Bacaan Lainnya

Dalam Press Release yang diterima NUSALONTAR.COM, disampaikan bahwa pada hari ini, Jumat (27/08/2021), telah dilaksanakan pertemuan dengan para pihak terkait, yang difasilitasi oleh Komisi V DPRD NTT. Pertemuan itu menghadirkan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Kota Kupang Universitas Nusa Cendana, dan Forum Academia NTT.

Selain itu, ada pula pertemuan nasional yang dihadiri oleh Fima Inabuy PhD, Alfredo Kono PhD, dan Elcid Li PhD guna mempresentasikan peran Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT sebagai ‘laboratorium percontohan’ tingkat nasional kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil dari kedua pertemuan itu maka, Forum Academia NTT (FAN) memberikan keputusan
terkait Laboratorium Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT sebagai berikut:

1. Sesuai dengan perkembangan terbaru hasil pertemuan dengan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia terkait pengembangan metode pool test sebagai metode surveillance sekolah yang dirintis Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, akan dikembangkan sebagai metode yang akan diadopsi secara nasional terkait bersekolah di era pandemi, maka diputuskan lokasi laboratorium tetap akan dipindahkan ke lokasi baru milik Pemerintah Provinsi NTT yang sementara dipersiapkan. Selama persiapan lokasi baru laboratorium, pelayanan tetap
dijalankan di lokasi lama, hingga lokasi baru selesai dipersiapkan sesuai standar. Selama masa
persiapan pemindahan lokasi operasional Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, pelayanan qPCR Pool Test, tetap dijalankan seperti biasa. Untuk mengakses dan melakukan pemeriksaan, warga silahkan melakukan pendaftaran ke Bagian Humas Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT di no WA: 081339195746 .
Pelayanan diberikan sesuai dengan prinsip kedaruratan dan diprioritaskan bagi yang paling
membutuhkan.

2. Keputusan pemindahan ini dipandang perlu untuk memberikan kesempatan bagi Universitas Nusa Cendana untuk lebih fokus mengembangkan laboratorium klinis yang dipimpin oleh dokter patologi klinis.
3. Metode pool test sebagai tehnik surveillance yang dikembangkan oleh para ahli biomolekuler di lab ini merupakan strategi yang dirancang oleh para ahli kesehatan masyarakat dan ahli
biomolekuler yang tergabung dalam FAN. Perbedaan konsep laboratorium ini membutuhkan
tim kerja yang berbeda, karena tujuannya berbeda. Laboratorium Biomolekuler Kesehatan
Masyarakat Provinsi NTT lebih fokus pada skema pencegahan di masa kedaruratan, sedangkan
Universitas Nusa Cendana lebih fokus pada labotorium klinis.

4. Secara resmi Menteri Kesehatan RI, Budi Sadikin, meminta Dr.Fima Inabuy untuk tidak hanya memperhatikan dan bekerja untuk wilayah NTT tetapi juga mendesain program serupa, khususnya surveillance berbasis pool test di berbagai institusi pendidikan untuk wilayah
Republik Indonesia.

5. Dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI yang didampingi 20-an pakar kesehatan terkait, metode pool test yang dikembangkan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT dipresentasikan oleh Dr.Fima Inabuy dan Dr.Alfredo Kono. Keduanya dijanjikan untuk mendapatkan bantuan alat tambahan untuk semakin mengembangkan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT.

6. Forum Academia NTT berterima kasih atas pernyataan Rektor Undana, Prof.Fred Benu yang menegaskan siapa pun yang melaporkan penanggungjawab Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT kepada pihak Polresta Kupang untuk segera mencabutnya. Kami menganggap insiatif ini merupakan sebuah langkah baik demi kerjasama yang lebih
optimal di masa pandemi. Surat dari Polresta yang meminta penanggungjawab laboratorium
untuk menghadap menurut hemat kami adalah salah alamat, sebab penanggungjawab
laboratorium ini adalah Gubernur NTT.

7. Kami meminta agar Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Pemerintah Kota Kupang segera
mengatifkan peralatan laboratorium yang sudah dikirimkan pemerintah pusat, agar pemeriksaan mandiri bisa segera dilakukan dan tanpa mengirimkan hasil swab kepada
Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT. Sebab jika peralatan yang ada sudah dimanfaatkan, itu akan sangat membantu warga dalam menghadapi pandemi COVID-19.

8. Kami meminta agar Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Pemerintah Kota Kupang agar lebih memperhatikan prosedur administrasi dalam melakukan pengawasan laboratorium. Pihak Dinas Kesehatan seharusnya meminta pandangan dari Litbangkes Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia sebelum melakukan aksi penutupan yang tidak prosedural.

9. Kami meminta agar Dinas Kesehatan Provinsi NTT khususnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT membaca dengan saksama SK Gubernur nomor 250/KEP/HK/2020 tanggal 14 Agustus
2020, yang menyebutkan secara khusus keberadaan Forum Academia NTT sebagai pelaksana tim pool test. Untuk itu kami meminta seluruh urusan terkait Laboratorium Biomolekuler Kesehatan
Masyarakat Provinsi NTT wajib mengikutsertakan Forum Academia NTT dalam pembicaraan. Keputusan yang diambil tanpa melibatkan FAN sebagai inisiator laboratorium, kami anggap bukanlah keputusan yang adil dan bermartabat.

10. Forum Academia NTT tetap mempertahankan nama Laboratorium Biomoluker Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, sebagai nama yang sah dan bersejarah sejak pertama kali diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 16 Oktober 2020.

Demikian hasil perumusan Forum Academia NTT atas dua pertemuan hari ini. Kami berharap dengan perkembangan terbaru ini sumbangan pemikiran yang dihasilkan Tim Laboratorium Biomolekuler
Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT dapat meringankan beban warga dalam menghadapi pandemi.**

Pos terkait