Suster Maria FMM, Biarawati yang Meninggal karena Terjebak dalam Kobaran Api

Sr. Maria, FMM
Sr. Maria, FMM, biarawati yang meninggal karena terjebak dalam kobaran api di Watu Api

NUSALONTAR.comNagekeo – Sebuah Biara susteran Tarekat Fransiskus Misionaris Maria (FMM) yang berada di pinggir Jalan Trans Mbay-Maumere tepatnya di Kampung Watu Api, Desa Totomala, Kecamatan Wolawae, Kabupaten Nagekeo, dikabarkan habis dilahap si jago merah pada Kamis (04/03/2021) sekitar pukul 02:00 dini hari.

Akibat kebakaran itu, seorang biarawati yakni Suster Maria FMM, dilaporkan tewas terjebak di dalam kamarnya.

Bacaan Lainnya

Menurut penuturan salah seorang tetangga biara, Bapak Sirilus, Suster Maria adalah kepala biara di komunitas itu. “Suster Maria setau saya adalah kepala biara di situ. Usianya sekitar 50-an tahun,” tutur Sirilus.

Menurut Sirilus, biara susteran itu ditempati oleh empat orang suster. Salah satu suster kemarin sudah ke biara induk di Bajawa karena akan ada pertemuan. Rencananya tiga suster, termasuk suster Maria, akan berangkat ke Bajawa hari ini untuk ikut pertemuan.

“Mereka ada bangun rumah baru, sudah selesai. Rencananya hari ini mereka ke Bajawa untuk pertemuan sekaligus membahas soal peresmian biara yang baru saja selesai dibangun. Rumah yang terbakar itu letaknya di belakang,” kisahnya.

Sirilus menambahkan, “Berdasarkan cerita, ketiga suster itu tidur di kamar berbeda. Tengah malam, sekitar jam dua lewat, ada teriakan dari kamar suster Maria. Kedua suster yang lain berusaha untuk datang menolong, tapi pintu tidak bisa terbuka karena gagang pintu sudah sangat panas. Rupanya api sudah menjalar hingga ke plafon. Kedua suster itu juga tidak punya kekuatan untuk mendobrak pintu.”

Saat ditanya apakah tetangga tidak datang membantu, Sirilus mengatakan bahwa jarak antara susteran dengan rumah penduduk memang cukup jauh, sekitar 200-an meter. Apalagi pada jam seperti itu orang sedang tidur nyenyak. Kedua suster yang lain sudah berteriak minta tolong, tapi saat para tetangga datang kobaran api sudah sampai di atap sehingga tidak bisa berbuat banyak.

“Almarhumah Suster Maria, FMM, bersama suster yang lain sering melakukan pelayanan di wilayah Watu Api. Melayani komuni, dampingi anak-anak Sekami, dll. Baru beberapa minggu terakhir ini mereka ada buka kursus menjahit untuk mama-mama di sini,” kenang Sirilus.

Sementara itu seorang ibu di Bajawa bernama Oktaviana yang juga mengenal Suster Maria, melalui mesenger mengatakan bahwa Suster Maria adalah orang Yogja. “Suster Maria orang Yogja. Dia tugas di Soa (dulu, red). Waktu saya advokasi masalah pemerkosaan, beliau juga bantu untuk mengurus korban.
Bagaimana bisa bgtu bisa kebakaran aduh sedih sekali,” tuturnya.

Oktaviana menambahkan, “Di sini ada biara induk FMM, beliau biasa dua minggu atau sebulan sekali ke sini Bajawa. Dan kami biasa ketemu di gereja,” kisahnya.

Berdasarkan informasi dari Bapak Sirilus, jenazah Suster Maria kini disemayamkan di gereja Watu Api. “Tadi pagi sempat dibawa ke Puskesmas untuk kepentingan pemeriksaan, sekatrang disemayamkan di gereja. Rencananya sore ini akan dibawa ke biara induk FMM di Bajawa,” tutup Sirilus. (JR)

Pos terkait