Sementara itu, Fransiskus Xaverius Pole (Eros) sebagai Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi mengatakan bahwa inilah kesempatan bagi dirinya sebagai kader muda untuk bergerak dan berjuang bersama masyarakat. “Mungkin inilah saatnya kita bergerak bersama, berjuang untuk menggapai perubahan. Dengan terjun langsung dalam politik praktis, bergerak di antara dan bersama masyarakat. Kita akan sama – sama belajar dan sama – sama berjuang untuk menggapai perubahan yang kita idamkan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sudah menyediakan ruang itu, tinggal bagaimana kita (sebagai pengurus) memanfaatkan kesempatan ini sebaik – baiknya,” tutur Eros.
Menurut Eros, melihat situasi dan kondisi yang ada, dirinya sebagai orang muda merasa terpanggil untuk terlibat bersama orang – orang yang memiliki kemauan yang kuat untuk berjuang bersama. “Sebagai wakil ketua bidang ideologi dan kaderisasi, saya memiliki tanggung jawab besar untuk mengajak teman – teman yang lain, menyamakan persepsi dan ideologi agar searah dalam perjuangan ini, terjun langsung ke akar rumput secara konsisten, dan bersama – sama saling belajar berdemokrasi secara sehat dan efektif. Dengan demikian pemilu bukan sekedar “sandiwara” belaka, tetapi benar – benar menjadi pesta demokrasi yang menghasilkan kebaikan bersama atau bonum comune,” urainya.
Maria Imaculata (Irma), salah satu kader perempuan yang menjadi Bendahara PAC, mengungkapkan bahwa sesungguhnya pergumulan mereka untuk terlibat aktif dalam politik praktis dan berjuang bersama masyarakat sudah berlangsung cukup lama. Namun kini, perjuangan itu mendapat legitimasi dengan menjadi pengurus partai PDIP, meski hanya di tingkat PAC. Ima bersyukur karena PDIP memberi ruang bagi dirinya sebagai perempuan untuk terlibat dan berjuang bersama masyarakat. Ima berharap semoga PDIP mampu menjadi partai yang benar – benar hadir untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyrakat seluruhnya.