NUSALONTAR.COM – Lembata – Anggota DPRD Kabupaten Lembata dari Fraksi PDI Perjuangan, Marianus Gabriel Pole Raring, memberi ucapan selamat sekaligus memberi catatan menohok kepada pasangan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Lembata saat ini, Eliaser Yentji Sunur dan Thomas Ola Langoday. Ucapan selamat itu disampaikan Gabriel melalui Surat Terbuka yang diposting di laman Facebooknya, Gabriel Raring, pada Sabtu (22/05/2021).
Ucapan selamat diberikan Gabriel, karena pada tanggal 22 Mei 2021, Bupati dan Wabup Lembata telah mencapai masa pengabdian 4 tahun. Dengan demikian jabatan yang diemban Bupati Yance fan Wabup Thomas Ola tinggal setahun lagi.
Masa 4 tahun menjabat menurut Gabriel Raring, seharusnya menjadi waktu yang cukup panjang untuk memberi perhatian bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
“Hari ini tanggal 22 Mei 2021, ulang tahun pelantikan bapak Bupati & bapak Wakil Bupati Kab.Lembata. Artinya tersisa 1 tahun atau 365 hari kepemimpinannya. Secara pribadi saya mau menyampaikan beberapa catatan dan harapan,” tulis Gabriel.
Gabriel lantas memberi ucapan selamat, sekaligus catatan menohok kepada bupati dan wakil bupati.
“Selamat dan proficiat untuk bapak berdua, yang telah bersama memimpin Lembata secara bersama, dalam kemesraan balutan semangat TAAN TOU untuk mewujudkan ‘CINCIN EKONOMI’.
Bekerjasama dan sama-sama bekerja dalam menghadapi setiap dinamika pembangunan, yang mengantar kabupaten Lembata masih menyandatang predikat/status sebagai Kabupaten TERTINGGAL dan mungkin Ter-Ter yang lainnya.Suatu pencapaian yang sangat ironis, memalukan, dan melukahi hati rakyat Lembata, walaupun minoritas orang masih mendukung, membanggakan bahkan menyanjung-nyanjung,” cecar Gabriel.
Menurut Gabriel, empat tahun kepemimpinan Yance Sunur dan Thomas Ola masih menyisakan sekian banyak masalah yang belum ada simpul penyelesaiaannya.
‘Saya, dan mungkin kami, berharap di sisa waktu satu tahun kepemimpinan, bapa berdua bisa menyelesaikannya dengan baik dan berakhir HAPPY ENDING,” lanjutnya.
Gabriel lantas mengurai beberapa beberapa “pekerjaan rumah” (PR) yang penting, mendesak, dan strategis, yang harus dengan serius dituntaskan oleh Bupati Yance bersama Wabup Thomas:
“Pertama, merapihkan urusan Penatausahan Asset milik pemerintah daerah, agar tertib secara Administrasi, Hukum, Dokumentasi, dan Pemanfaatannya. Khusus untuk aset- aset yang tidak produktif, hendaknya diputihkan dan dilelang secara terbuka untuk mendongkrak PAD yang ditargetkan 100 M,” beber Gabriel.
“Kedua, melunaskan hutang pihak ketiiga yang belum dilunaskan, yang jumlahnya puluhan miliar, sebagai wujud konkrit dari Strategi Pemulihan Ekonomi di tengah Pandemi Covid-19 yang kian tak menentu.
Tidak dengan jalan mengajukan PINJAMAN, tetapi dengan meniadakan program dan kegiatan yang penting tapi TIDAK MENDESAK untuk rakyat, contoh, Pembanguan Rujab, Pengadaan Buku, dan lain sebagainya yang nilainya fantastis, miliaran rupiah,” sambungnya.
“Ketiga, mendorong proses penegakan hukum terhadap semua pekerjaan fisik maupun non fisik yang bermasalah maupun mangkrak. Termasuk tatakelola keuangan desa, yang banyak juga berkontribusi masalah. Jadilah panglima yang berada di garda terdepan untuk memberantas korupsi untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih jauh dari KKN. (Maaf saya tidak menguraikannya, karena saya yakin dan percaya bapak berdua -Bupati dan Eskil Bupati- lebih mengetahuinya),” tambah Gabriel.
“Keempat, menerapkan manajeman tatakelola pemerintahan daerah yang Transparan dan Akuntabel. Yang mudah di jangkau dan diakses oleh para pihak termasuk Lembaga DPRD.”
“Kelima, menjadikan Lembaga DPRD sebagai mitra kerja sejajar, dalam unsur pemerintahan daerah dalam setiap arah kebijakan yang hendak dibuat.
Hadir dan terlibat dalam rapat-rapat DPRD, bersama-sama berbicara, berdiskusi, bersepakat untuk kepentingan rakyat Lembata, jauh dari kepentingan diri dan golongan.”
“Keenam, menyelesaikan persatian batas tanah antar Kecamatan, antar Desa maupun antar kelompok atau pribadi atas nama tanah hak ulayat maupun tanah milik orang perorangan.”
“Ketujuh, bertanggungjawab secara Cepat, Tepat, Tuntas, dan Transparan, perihal Penanganan Bencana, baik Bencana Alam, Non Alam, maupun Bencana Sosial lainnya, yang hingga hari ini masih menuai banyak kritik dan penafsiran yang berbeda- beda di kalangan masyarakat.”
“Kedelapan, Transformasi Birokasi, baik kebijakan pemberian jabatan, mutasi dan kebijakan lainnya harus patuh dan taat pada Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) dan Analisis Jabatan serta Analisis Beban Kerja (Anjab – ABK). Tidak didasarkan pada ‘Like or disLike’ dan atau ‘ABS’ alias Asal Bapa Senang.”
Lebih lanjut sarjana hukum lulusan Atmajaya Yogyakarta itu juga menyampaikan permohonan maaf.
“Saya juga menyampaikan permohonan maaf atas segala yang kurang dan mungkin tidak berkenan, yang melukahi pikiran, perasaan, dan hati bapak berdua, baik secara lansung maupun tidak lansung. Sejatinya, yang baik untuk kepentingan rakyat akan saya dukung dan yang kurang baik untuk rakyat akan saya beri masukan, kritik, saran pendapat, evaluasi, rekomendasi dengan jalan formal maupun Informal bahkan bangkit melawan dengan cara-cara non formal,” kata Gabriel.
“Akhirnya, selamat meneruskam amanah disisa waktu, satu tahun kepemimpinan bapak berdua sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Saya selalu berdoa pada Tuhan dan memohon berkat dari Leluhur Lewo Tanah Lembata, untuk menantiasa melindungi, menerangi pikiran, hati dan tindakan bapak berdua, agar secara arif serta bijaksana melakukan yang terbaik untuk seluruh rakyat Lembata dan Tanah Lembata,” tulis Gabriel menutup Surat Terbukanya. (JR)