Peduli kepada “Adik-Adiknya” di Kampung, Mahasiswa Undana Kupang Ini Bangun Balai Baca

Balai Baca Kobok, Manggarai Timur

NUSALONTAR.COM

BORONG – Tidak hanya menimbulkan ketakutan dan kecemasan dalam hal kesehatan, pendemi Covid-19 juga telah mempora-porandakan seluruh sendi-sendi kehidupan. Ekonomi macet, relasi sosial terganggu, dunia pendidikan tanah air pun carut marut.

Bacaan Lainnya

Khusus dalam bidang pendidikan, sekolah online dengan tugas menumpuk tetapi dengan jaringan internet yang tidak bersahabat adalah salah satu dampak pandemi yang dirasakan oleh masyarakat di wilayah Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Akibat situasi itu, para peserta didik tidak bisa mengikuti pendidikan dengan maksimal.

Keadaan itu menggugah hati Yohanes Silfanus Ediman Rembong.
Melihat kondisi yang ada, mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Politik di Universitas Nusa Cendana Kupang itu lantas membangun balai baca sederhana di kampung kelahirannya di Kobok, Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur.

Ketika NUSALONTAR.COM mengunjungi Balai Baca Kobak pada 07 Agustus 2021, Yohanes menyampaikan bahwa Balai Baca Kobok (BABAK) didirikan pada tanggal 17 Juli 2021, dan telah mengantongi izin lokasi dari pemerintah Kelurahan Rongga Koe.

Yohanes menyampaikan bahwa tujuannya membangun balai baca itu adalah, agar pelajar SD, SMP, dan SMA, yang ada di kampung Kobok serta Rongga Koe yang kini sedang mengikuti program Belajar Dari Rumah (BDR), bisa mengerjakan tugas mereka dengan referensi dari buku-buku yang tersedia di balai baca itu. Menurutnya, jika hanya berharap pada bantuan mesin pencari google, para pelajar juga kesulitan, entah karena faktor jaringan internet, maupun ketersediaan pulsa data.

Kata Yohanes, hingga saat kurang lebih 120 buah buku pelajaran dan buku pengetahuan umum yang tersedia di BABAK. “Buku-buku itu merupakan sumbangan dari teman-teman mahasiswa yang masih mengenyam pendidikan di Undana Kupang, juga dari para suster SSpS Ruteng,” terang Yohanes.

Yohanes berharap masih ada pihak yang mau menyumbangkan buku-buka pelajaran atau pengetahuan umum ke Balai Baca Kobak sehingga anak-anak sekolah bisa mendapat sumber referensi pengetahuan yang memadai.

Berdasarkan tuturan Yohanes, balai baca sederhana beralas tanah dan berdinding pelupuh tanpa meja dan kursi yg layak ini, dikerjakan secara sukarela oleh masyarakat Kobok. Hal itu juga diakui oleh Wilfridus Nou, salah satu tokoh masyarakat yang sering mengantar anaknya mengunjungi Balai Baca Kobok.

“Sebagai masyarakat, saya berterima kasih kepada saudara Yohanes, yang dengan ikhlas hati mendirikan balai baca ini. Ini adalah hal baru yang sangat luar biasa bagi saya. Keberadaan balai baca ini juga adalah pemandangan baru. Karena sejak balai baca ini dibangun sampai hari ini, antusias pelajar SD, SMP, dan SMA di kampung ini sangat luar biasa. Mereka menggunakan buku-buku yang ada untuk mengerjakan tugas sekolah, membaca, dan mencatat. Apalagi jaringan internet di kampung ini tidak terlalu bagus,” ujar Wilfridus.

Dukungan dan apresiasi bukan hanya datang dari Wilfridus. Para pelajar yang sering memanfaatkan balai baca itu pun turut memberi apresiasi dan menyematkan harapan mereka. Albertus Afrasius Yolan, siswa SMPK Rosa Mistika Waerana juga menyampaikan harapannya.

“Harapan saya, semoga balai baca ini bukan balai baca musiman ketika kaka Yohanes masih berada di sini dan belum ke Kupang. Semoga balai baca ini akan terus berkembang, sehingga bukan hanya digunakan oleh masyarakat Kobok saja, tetapi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Rongga Koe seluruhnya,” harap Afran.

“Dulu sebelum balai baca ini dibangun, saya lebih senang bermain daripada mengerjakan tugas sekolah karena tidak ada buku referensi dan jaringan tidak mendukung. Tapi sekarang saya lebih memilih ke balai baca ini. Orang tua tidak marah jika saya habiskan waktu di sini,” ujar siswa kelas IX tersebut dengan senyum sumringah.

Antusias masyarakat yang luar biasa membawa kebanggaan tersendiri bagi Yohanes Ediman Rembong. Ia pun ingin agar pemerintah Kelurahan Rongga Koe mendukung balai baca yang ia dirikan sebagai aset literasi bagi kelurahan tersebut.

Kepada mereka yang telah menyumbang buku, tak lupa Yohanes mengucapkan terima kasih. Yohanes juga sangat berharap agar semakin banyak orang, semakin banyak pihak, yang rela menyumbangkan buku-buku yang baik ke Balai Baca Kobok, agar bisa dimanfaatkan oleh anak-anak atau pelajar di Rongga Koe, khususnya di kampung Kobok. (Dion Nggaliano)

Pos terkait