Oase – Nusalontar.com
Perempuan itu emosional. Baginya, perasaan jauh lebih penting dari sekadar sebuah percakapan, dan apresiasi jauh lebih berharga dari perdebatan semata.
Ketika merasa dicintai, ia akan terbuka dan ekspresif. Energi keibuannya mengalir dan memancarkan aura kasih bagi orang lain secara alami. Aura itu adalah ekspresi cinta dari dalam yang getarannya bisa mencairkan hati dan suasana yang beku.
Ketika merasa nyaman, ia membiarkan seluruh dunianya untuk dimasuki oleh orang yang telah membuatnya nyaman. Baginya, merasa nyaman dan tenang adalah keindahan hidup yang tak terlukiskan dan orang yang membuatnya nyaman pantas menikmati keindahan lukisan itu.
Raganya tidak akan ke mana-mana, ketika hatinya dijaga. Tak ada tempat lain selain pada hati yang bisa memahaminya karena ia sudah merasa berarti dan percaya diri ketika harus melewati titian hidup, sesulit atau seberat apapun itu.
Perempuan tidak suka berdebat jika ia merasa bahwa debat melukainya atau hanya akan membuat orang yang dikasihinya terluka karena ia sadar bahwa hati yang terluka perlu waktu lama untuk pulih dan relasi lebih berharga dari sekadar percakapan.
Kalau laki-laki punya naluri untuk melindungi, perempuan punya naluri untuk merawat atau memelihara. Lindungi dan jagalah kepercayaannya, maka ia akan merawat dan memelihara cinta. Sebab naluri keibuannya berbisik bahwa cinta memang perlu dirawat atau dipelihara.
Meski emosional, perempuan tidak menuntut hal-hal yang berlebihan. Ia tidak butuh orang yang sempurna. Ia hanya butuh orang yang punya hati untuk berjuang bersama-sama dalam suka maupun duka.
Ia tidak butuh orang yang menangis bersamanya setiap hari, tapi orang yang punya keberanian untuk menangis dihadapannya ketika orang itu membutuhkannya.
Ia tidak butuh orang yang menasihati atau mengingatkannya setiap hari akan kekurangannya, tapi orang yang paham dan berani menghadapinya ketika emosinya meledak-ledak.
Perempuan memang emosional karena kasihnya melampaui logika. Tak perlu debat untuk mengerti, tapi perlu hati yang bisa memahami.
Yoseph Pati Mudaj Msf