KUPANG, nusalontar.com | Dosen Program Studi (Prodi) Biologi Universitas Nusa Cendana, Andriani Ninda Momo Nope, S.Si., M.P., bersama 6 orang mahasiswa Prodi Biologi FST Undana menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat.
Kegiatan tersebut digelar di Desa
Tesabela, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 7 Oktober2024, dan diikuti oleh 20 orang pembudidaya rumput laut
Pada kesempatan tersebut, Ketua Pembudidaya Rumput Laut di Pantai Batu Bao, Desa Tesabela, Frans Manafe, mengungkapkan bahwa banyak masyarakat pesisir Desa Tesabela Batu Bao yamg membudidayakan rumput laut dan menjadikannya sebagai sumber pendapatan.
Frans menambahkan, selama ini mereka membudidaya rumput laut dengan bibit yang pernah mereka dapatkan yaitu dari Ibrahim Medah beberapa tahun yang lalu. Karena itu Frans berharap ada bibit-bibit baru yang bisa digunakan kelompoknya untuk lebih meningkatkan produktifitas petani rumput laut.
Sementara itu, Andriani Ninda Momo Nope sebagai dosen sekaligus peneliti yang penelitiannya lebih banyak fokus pada persoalan rumput laut, pada kesempatan itu mengetengahkan tentang manfaat rumput laut bagi kehidupan manusia.
Andriani mengatakan, rumput laut memiliki banyak manfaat sehingga banyak digunakan sebagai bahan makanan, obat-obatan, juga untuk kosmetik.
Ia mengemukakan, NTT memiliki kawasan perairan pantai yang layak digunakan sebagai tempat budidaya rumput laut. Salah satunya salah satunya di Batu Bao, Desa Tesabela, Kabupaten Kupang.
“Jenis rumput laut yang paling banyak dibudidaya adalah jenis Eucheuma Cottonii dan Eucheuma Spinosum karena memiliki kandungan karaginan yang tinggi,” sebutnya.
Menurut Andriani, selama ini masyarakat mendapatkan bibit hanya berasal dari vegetatif rumput laut sebelum panen. Hal ini, sambungnya, dapat berpengaruh pada kualitas rumput laut.
Karena itu, ia menambahkan, rumput laut sebagai tanaman yang hidup di perairan juga membutuhkan sejumlah nutrient yang cukup dan seimbang untuk mencapai produksi yang optimal.
Pentingnya penambahan nutrient sebagai sumber energi, kata Andriani, adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. Karena itu perlu dilakukan pemupukan agar produksi rumput laut dapat ditingkatkan.
“Pupuk yang digunakan berasal bisa dari air kelapa yang difermentasikan menggunakan Em4,” bebernya.
Andriani menjelaskan, proses pemupukan rumput laut ini tidak rumit, hanya dengan merendam bibitnya di air kelapa yang telah dicampur Em4 tersebut.
Diterangkannya, berdasarkan hasil penelitian Mahasiswa Prodi Biologi, Yumiyati Malo dan Putri Adju, semakin lama proses perendaman maka peresapan nutrisi pada Thallus semakin baik.
“Setelah 6 jam proses perendaman maka bibit rumput laut siap di ikat dan di tanam di perairan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, setiap 3 hari sekali pembudidaya wajib untuk membersihkan thallus agar epfit yang menempel tidak mengganggu proses fotosintesis rumput laut sampai panen (45 hari).
Ia berharap, pemberian pupuk ini dapat memberikan hasil produksi yang tinggi dan kualitas rumput laut menjadi lebih baik sehingga nilai ekonomi juga tinggi.**