Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Dini Handayani

OPININUSALONTAR.COM

Dini Handayani*

Bacaan Lainnya

Sejak pandemi virus corona (covid-19) merebak, aktivitas penduduk di seluruh dunia menjadi terhambat. Seperti negara-negara lainnya, di Indonesia, masyarakat dianjurkan untuk menjaga jarak dan beraktivitas dari rumah saja. Hal ini berdampak pada ekonomi masyarakat; terhambatnya pendapatan karena menurunnya jumlah pelanggan, kehilangan lapangan pekerjaan, dan membludaknya kebutuhan yang tidak seimbang dengan pendapatan masyarakat. Dengan kata lain, pandemi Covid-19 menuntut semua orang untuk beradaptasi tanpa melihat bagaimana tingkatan kelas dalam masyarakat. Problemnya, masyarakat kelas bawah yang ketahanan ekonominya lemah, tak berdaya di hadapan pandemi. Pada titik inilah, berbagai upaya mesti dilakukan untuk memberdayakan masyarakat yang sangat merasakan goncangan pandemi Covid-19.

Salah satu tawaran yang penulis ajukan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui transaksi bisnis via internet. Bisnis dengan metode tersebut merupakan bentuk bisnis baru yang sering disebut bisnis online. Salah satu keuntungannya ialah kemudahan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk barang dan jasa. Selain hemat biaya, cara ini juga praktis dan relevan diaplikasikan di tengah pandemi.

Dalam pada itu, selaras dengan upaya pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) yang dilakukan pemerintah, bisnis online menjadi satu taktik untuk melancarkan program tersebut. Sebagai corong masuk, bisnis online memanfaatkan aneka media sosial dalam proses pemasaran. Media sosial dalam aktivitas bisnis berfungsi mengidentifikasi pelanggan, menyediakan ruang komunikasi timbal balik, dan memfasilitasi tawar-menawar antara penjual dan pembeli.

Asumsi itu dibuktikan dengan banyaknya usaha yang mencoba menawarkan berbagai macam produk barang dan jasa menggunakan media sosial. karena itu, hemat penulis, media sosial dapat dijadikan sebagai cara untuk mengembangkan pendapatan ekonomi masyarakat, khususnya usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) dengan mempromosikan barang dan jasa yang disediakan. Terdapat beberapa media sosial yang jamak digunakan saat ini antara lain, whatsapp, instragram, twiter, line, telegram, facebook, dan lain-lain.

Dengan jalan bisnis online melalui media sosial, penulis melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Sepengamatan penulis, masalah ekonomi pada kelas bawah terjadi di Desa Tarus RT 011/ RW 005. Masalah ekonomi seperti yang dibeberkan di awal terjadi di tempat tersebut. Masalah itu ditandai dengan menurunnya pendapatan ekonomi pelaku UMKM sehingga menyulitkan mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Melihat kondisi tersebut, penulis berinisiatif membantu meningkatkan kembali perekonomian pelaku UMKM di RT 011/RW 005, Desa Tarus, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan memanfaatkan media sosial. Dengan demikian, para pelaku UMKM di tempat tersebut bisa mendapatkan lebih banyak pelanggan dan ekonomi kembali stabil di masa pandemi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan memberikan gambaran pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial khususnya facebook dengan menggunakan fitur marketplace. Lebih lanjut, penulis mengajarkan cara mempromosikan barang jualan lewat marketplace supaya memperoleh tawaran yang mencakup masyarakat luas, terutama menarik minat calon pembeli dan membangun kepercayaan bisnis.

Hasilnya, banyak dampak positif yang didapat para pelaku UMKM di Desa Tarus RT 011/RW 005, yakni meningkatnya jumlah pembeli, meluasnya relasi bisnis. Artinya, dengan bisnis online, dalam hal ini, pengenalan sistem pemasaran digital, para pelaku UMKM dapat mengoptimalkan pendapatan mereka sehingga bisa berdaya di tengah pandemi Covid-19. Penulis berharap, cara ini dipertahankan oleh pelaku UMKM di Desa Tarus RT 011/RW 005, dan bisa digunakan oleh pelaku UMKM pada umumnya. Sebab dengan cara ini, pelaku UMKM secara mandiri dapat mempromosikan barang jualannya, mendapatkan keuntungan yang lebih besar, terutama menstabilkan kembali perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

*Mahasiswi Prodi Administrasi Publik, FISIP Unika Widya Mandira, Kupang

Pos terkait