NUSALONTAR.COM – ENDE – Persekutuan Perempuan Adat atau dikenal dengan Perempuan AMAN mengadakan kegiatan sosialisasi dan pembentukan struktur Pengurus Harian Komunitas (PHKom) di Desa Mbotutenda, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende pada Sabtu (29/05/2021).
Bertempat di Aula Desa Mbotutenda, kegiatan tersebut melibatkan kelompok perempuan adat di wilayah Komunitas Adat Mudegagi.
Kegiatan ini dihadiri oleh salah satu kader Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan perwakilan-perwakilan pengurus harian komunitas (PHKom) dari beberapa Komunitas Adat.
Maria Ndaza, salah satu peserta yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa dirinya sangat gembira dengan adanya kegiatan itu.
“Saya secara pribadi dan juga mewakili ibu-ibu dan perempuan adat Mudegagi menyambut baik kegiatan ini, dan berterima kasih kepada teman-teman Perempuan AMAN yang sudah berkunjung ke tempat kami. Kami berharap ke depan bagi kita semua yang sudah ikut terlibat dalam kegiatan ini bisa saling menopang satu sama lain agar apa yang kita impikan dan kita cita-citakan bisa terwujud,” ungkapnya.
Senada, Rio Ata Kita, salah satu kader AMAN yang juga hadir dalam kegiatan itu juga mengucapkan terima kasih untuk partisipasi dan keterlibatan anggota komunitas Mudegagi.
“Saya dan teman- teman juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga komunitas Mudegagi beserta Mosalaki dan juga kepada pemerintah setempat yang telah mendukung kegiatan kita ini sehingga boleh berjalan sesuai rencana,” ucap Rio.
Lebih lanjut Rio Ata Kita menegaskan bahwa AMAN adalah organisasi sosial kemasyarakatan.
“AMAN bukanlah LSM ataupun lembaga donor. Ingat ya Ibu-ibu, AMAN tidak punya uang. AMAN hanya punya pengetahuan, ilmu, dan teman,” tegasnya.
Sambung Ata Kita, “Untuk itu, saya dan kita semua berharap, terbentuknya struktur PHKom Perempuan AMAN di komunitas adat Mudegagi, bisa dijadikan sebagai salah satu upaya untuk tetap menjaga semangat perjuangan masyarakat adat di wilayah Nusa Bunga,” jelas Alumnus STPM Ende itu.
Wilhelmina Seni, anggota Dewan AMAN Wilayah Nusa Bunga sekaligus anggota Perempuan AMAN, dalam sambutannya meyampaikan bahwa persekutuan Perempuan Adat Nusantara (Perempuan AMAN) adalah organisasi sayap dari AMAN yang bersifat otonom untuk memfasilitasi penguatan perempuan-perempuan adat di Nusantara.
Organisasi ini, lanjut Wilhelmina, dideklarasikan pada 16 April 2012 di Tobelo, Halmahera Utara. Perempuan AMAN beranggotakan individu perempuan adat yang berasal dari Komunitas Masyarakat Adat yang menyetujui Statuta Perempuan AMAN.
Lebih lanjut Wilhelmina menegaskan, Perempuan Adat yang dimaksud adalah perempuan yang memiliki peran dan fungsi menjaga ketahanan hidup komunitasnya berdasarkan asal- usul leluhur secara turun-temurun di atas wilayah adat yang memiliki kedelautan atas tanah dan sumber daya alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Wilhemina Seni kembali menegaskan pentingnya menjaga nama baik organisasi.
“Nanti ketika struktur PHKom sudah terbentuk, saya berharap kita semua, baik pengurus ataupun anggota, wajib hukumnya menjaga nama baik organisasi,” tandasnya.
Ketua PHKom terpilih, Sovia Tentiana Risna, kepada NUSALONTAR.COM menjelaskan, “Dengan terbentuknya kepengurusan Perempuan AMAN saat ini, sebetulnya kita sedang menjalankan pendataan untuk membentuk wilayah pengorganisasian Perempuan AMAN sesuai dengan keputusan Temu Nasional III Perempuan AMAN,16-20 April 2021.”
Lebih jauh Risna menjelaskan, “Perempuan Adat di berbagai pelosok Nusantara telah sejak lama berjuang memenuhi kebutuhun diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan Negara; serta terus melakukan perlawanan terhadap berbagai bentuk penindasan, ketidakadilan, eksploitasi, dan perampasan atas hak-hak masyarakat adat,” urainya. (AK-C/JR)