Serba Serbi – Nusalontar.com
Benny K. Harman melontarkan kritikan atas kerumunan massa yang menyambut kehadiran Presiden Jokowi di Maumere. Benny menilai, kerumunan itu telah menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo melanggar aturan protokol kesehatan yaitu menjauhi atau menghindari kerumunan.
Kritikan Benny sontak membuat mayoritas warga NTT berang. Apalagi orang Maumere. Rakyat NTT tidak ingin presiden yang mereka cintai dan juga mencintai mereka disalahkan atas peristiwa itu.
Mulai dari anak alay hingga pengamat politik mengomentari kritikan Benny Harman. Ada yang bilang Benny cari panggung, Benny hanya bisa nyinyir, bahkan ada yang mempertanyakan kontribusi Benny untuk NT, ‘Benny sudah bikin apa untuk NTT?’ Pokoknya macam-macam komentarnya.
Ada tulisan menarik yang saya temukan di facebook. Tulisan itu bernada pembelaan terhadap Presiden Jokowi. Berikut isi tulisan dimaksud:
Kau Marah Pada Presiden Kami?
Kau keliru.
Keliru, karena Beliau dgn tegas menyuruh tak boleh ada penyambutan. Baliho tak boleh. Tarian tak boleh. Semua adat penerimaan tamu kehormatan Beliau tolak. Makan pun tidak. Minum saja tidak.
Kurang apa, coba?
Kekurangan itu adalah cinta kami yang terlalu besar padanya. Cinta itulah yg mendorong kami menutup jalan saat mobilnya melambat di tikungan. Kami bersorak lupa jaga jarak. Dari atas mobil, Beliau ingatkan kami utk pake masker.
Kami buka masker agar suara teriakan kami Beliau dengar. Karena memang hanya dia yang mendengarkan kami. Kau tidak pernah to?
Jadi, itu salah kami. Jangan salahkan dia. Kau iri ka?
Kira-kira begitu isi tulisannya. Tulisan itu sudah diedit seperlunya tanpa mengubah substansinya. (Saya sengaja merahasiakan nama penulisnya).
Sebagai oposisi, wajar-wajar saja Benny mengkritik. Hanya saja Beni kurang peka dengan situasi kebatinan orang NTT saat ini. Apalagi Benny adalah legislator yang dipilih oleh rakyat NTT. Masa masyarakat yang memilih dia bahagia, Benny sendiri malah nyinyir? Bukankah seharusnya dia bahagia bersama orang-orang yang diwakilinya?
Saat ini rakyat NTT lagi sayang-sayangnya, lagi cinta-cintanya pada Jokowi. Berani macam-macam, siap ‘kena kata’ (diomeli). Sebagai wakil rakyat, ada yang mempertanyakan statusnya, sebenarnya Benny mewakili rakyat yang mana sih? Masa yang dibela Habib melulu? Belain kita-kita (rakyat NTT) juga donk!
Lebih dari itu, mungkin sebaiknya polemik ini disudahi saja. Biarkan Benny fokus urus partainya yang lagi gontok-gontokan memperebutkan kekuasaan. Siapa tau Benny bisa jadi ketua umum, lalu jadi presiden. Kan keren!
Kalo sudah jadi presiden, saat datang ke NTT sambutannya pasti lebih gila lagi. Bapak presiden lempar hadiah, rakyat pasti balas lempar dengan...Ah gak enak nyebutnya.
(Joe Rhada)
*Kolom ini berisi tulisan-tulisan ringan. Sederhana tapi ada isinya. Siapa saja boleh mengisi kolom ini. Tentu saja jika tulisannya lolos sortir. Belajar nulis di sini, yuk!