Duka Menyelimuti Suku Wologai, 1 Mosalaki dan 2 Warga Sukunya Meninggal Pada Hari yang Sama

Kepala Suku Wologai (Alm) Ernesto Doa (Foto: istimewa)
Kepala Suku Wologai (Alm) Ernesto Doa (Foto: istimewa)

NUSALONTAR.comEnde – Kabar dukacita datang dari Ekoleta, Desa Wologai, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Hari Senin (22/03/2021) masyarakat suku Wologai khususnya kampung Ekoleta, kehilangan 3 putra Suku mereka yang telah meninggal dunia dalam hari yang sama. Satu warga meninggal karena sakit, sedangkan dua lainnya meninggal secara mendadak.

Warga yang meninggal karena sakit adalah salah satu Mosalaki (tua adat) Suku Wologai bernama Ernesto Doa. Sedangkan dua orang lainnya, Yanto (31 tahun) dan Toti (15 tahun), yang juga dikabarkan meninggal, adalah keponakan dan cucu dari bapak Ernesto Doa.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi dari keluarga, keponakan dan cucu Ernesto Doa sempat membantu persiapan pemakaman almarhum Ernesto Doa. Hal itulah yang mengagetkan sekaligus membingungkan sanak keluarga yang ada di Ekoleta.

“Keponakan dan cucu Bapak Ernesto Doa, sempat ikut bantu-bantu pasang tenda dan pekerjaan lainnya, untuk persiapan pemakaman almarhum Bapak Ernesto Doa, tapi tiba-tiba kita dengar kabar bahwa merek sudah meninggal,” kata salah satu warga kampung yang tidak mau disebutkan namanya.

Berdasarkan informasi dari kerabat dari warga yang meninggal, Almarhum Ernesto Doa sebetulnya tinggal di kota Ende. Namun karena beliau adalah salah satu Mosalaki di Suku Wologai, maka atas persetujuan bersama beliau dimakamkan di kampung Ekoleta.

“Bapak Ernesto adalah pemimpin dan pengayom kami. Selama ini beliau selalu hadir ketika kami punya persoalan. Selain itu beliau selalu minta agar kami hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Di tengah rasa duka kami akan kehilangan beliau, keponakan dan cucunya malah dipanggil Tuhan juga. Tuhan, rasanya sedih sekali,” curhat salah seorang kerabat dari Ernesto Doa.

Kabarnya, Yanto sebagai salah satu keponakan Ernesto sempat ikut meratapi kepergian Om-nya, Ernesto Doa. Bahkan Yanto juga sempat mengerjakan tenda bersama warga kampung. Saat mengerjakan tenda, Yanto mengeluh kecapaian dan minta segelas air. Setelah minum air Yanto langsung lemas dan tidak sadarkan diri. Keluarganya mencoba menolong dengan membawanya ke Puskesmas. Namun, tiba di Puskesmas Yanto ternyata sudah tidak bernyawa lagi.

Hal yang tak kalah menyedihkan terjadi pada Toti yang notabene masih berstatus cucu dari Bapak Ernesto Doa. Usai bantu-bantu mempersiapkan penyambutan jenazah almarhum Ernesto Doa, Toti lantas ke kebun untuk menjaga padi. Namun malam harinya Toti ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pondok yang ada di kebun, tempat Toti menjaga padi mereka.

Meskipun diliputi kesedihan mendalam, keluarga sudah mengikhlaskan orang-orang kesayangan mereka itu. Karena menurut mereka hidup mati manusia semuanya ada di tangan Tuhan.

Ernesto Doa dimakamkan di Ekoleta pada hari yang sama dengan hari pemakaman Toti, yakni hari Rabu (24/03/2021), sedangkan Yanto dimakamkan lebih dahulu pada hari Selasa (23/03/2021). Semoga mereka tenang di alam sana. (Daniel/JR)

 

 

Pos terkait