Menyoal Dinamika Politik Lembata

Ilustrasi politik
Ilustrasi (Alinea.id)

Perspektif – Nusalontar

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gabriel M.P. Raring, menyentil rencana sayembara yang akan diadakan oleh DPD Golkar NTT.

Bacaan Lainnya

DPD Golkar NTT, sebagaimana diberitakan oleh berbagai media online lokal termasuk media ini, hendak mengadakan sayembara ‘Rakyat Bicara – Golkar mendengar’ setelah sebelumnya sukses mengadakan sayembara menulis dalam konteks yang sama, yakni tentang strategi penanganan Covid-19.

Membaca pemberitaan sebuah media online tentang sayembara dimaksud, Gabriel Raring lantas menulis status di laman facebooknya dengan judul: “Percuma Bicara”, sembari menyematkan tangkapan layar ‘judul berita dan foto Ketua DPD NTT Melki Laka Lena’.

Substansi postingan Gabriel itu adalah tentang kegeramannya akan situasi Kabupaten Lembata yang kacau – balau, seakan – akan tidak ada pemerintah. Gabriel menuding situasi itu terjadi tidak lepas dari peran partai Golkar Lembata. Kesan yang tertangkap, apa yang disuarakan oleh Gabriel sebagai wakil rakyat (anggota DPRD) tidak didengarkan oleh Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Lembata yang notabene adalah kader Golkar.

Membaca dinamika politik, juga diskusi – diskusi yang terjadi di media sosial, terutama di grup facebook ‘Bicara Lembata New’, utamanya berkaitan dengan konteks “Gabriel Raring – Golkar”, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ada persoalan mendasar yang harus segera diselesaikan oleh Kabupaten ini.

Sentilan Gabriel hanyalah api kecil yang membakar tumpukan persoalan yang harusnya dibumihanguskan. Gemuruh komentar para netizen yang “memihak” Gabriel adalah peringatan kecil agar pemerintah yang dinahkodai oleh dua kader Golkar ini mesti berbenah diri.

Saat ini DPD Golkar NTT sendiri sedang berbenah diri. Melki Laka Lena sebagai ketua DPD sedang mengatur langkah untuk membawa partai ini pada jalur yang tepat untuk “menguasai” NTT ke depan. Meski berbungkus niat baik mengakomodir partisipasi masyarakat dalam hal penanganan covid, tapi kita juga paham bahwa aroma politis kegiatan sayembara ini terendus cukup tajam. Tapi sudahlah, bukan itu diskusi utamanya. Yang paling penting adalah jangan sampai DPD Golkar Lembata menjadi batu sandungan bagi mimpi – mimpi hebat Melki dan DPD Golkar NTT.

Lebih dari itu, di balik ‘sikat – sikut’ dan ‘sental – sentil’ ini, semua pihak mesti tahu diri bahwa siapapun yang dipercaya dan dibiayai rakyat, punya tugas untuk membuat bangsa ini, daerah ini, jauh lebih baik.

Harus punya rasa malu juga, jika di tengah masyarakat yang susah dan menderita karena banyak hal, gaji kita jor – joran tapi kerjanya hanya jalan – jalan dan ciptakan proyek mangkrak.

Nusalontar.com

Pos terkait